Endog-endogan merupakan suatu istilah yang tidak
asing lagi bagi masyarakat using, Banyuwangi. Sehingga ketika istilah itu sudah
diucapkan, yang ada di benak mereka adalah perayaan maulid Nabi yang ada
pembacaan sholawat di dalamnya. Kita
mungkin sering merayakan dan juga menghadiri peringatan nabi Muhammad SAW. Akan
tetapi hal ini masih menjadi perdebatan yang serius di kalangan para ulama’.
Sebagian ulama mengatakan endog-endogan dianggap bid’ah.
Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah dan rahmat bagi sekalian
alam. Kelahiran makhluk mulia yang ditunggu jagad raya membuat alam tersenyum,
gembira dan memancarkan cahaya. Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi
pengarang kitab Maulid Habsyi menggambarkan kelahiran Nabi Mulia itu dalam
syairnya yang indah:
اشرق الكون ابتهاجا بوجود المصطفى احمد و لأهل الكون انس وسرور قد تجدد
"Alam bersinar cemerlang bersukaria demi menyambut kelahiran Ahmad Al-Musthofa Penghuni alam bersukacita. Dengan kegembiraan yang berterusan selamanya”
Dengan tuntunan Allah SWT Nabi Muhammad SAW pun berhasil melaksanakan misi
risalah yang diamanahkan kepadanya. Selama kurang lebih 23 tahun dengan
berbagai macam rintangan dan hambatan yang menimpa Rasulullah SAW ketika
berdakwah akhirnya beliau berhasil menciptakan keadilan islam di dunia ini.
Dari perjuangan dakwahnya yang begitu besar, apakah kita sebagai umatnya tidak
boleh memiliki rasa bangga terhadap beliau dengan memperingati hari
kelahirannya ? Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan ketika melaksanakan peringatan maulid nabi :
1. Memperingati Maulid Nabi SAW bukan
hanya tepat pada hari kelahirannya,
2. Peringatan Maulid merupakan sarana
berkumpul untuk mendengarkan dakwah dan sirah beliau dan mendengarkan
pujian-pujian tentang diri beliau, juga memberi makan orang-orang yang
hadir,memuliakan orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan
3. Maulid nabi tidak dilakukan pada malam
tertentu dan dengan cara tertentu yang dinyatakan oleh nash-nash syariat secara
jelas Tetapi juga tidak ada dalil yang melarang peringatan ini, karena
berkumpul untuk mengingat Allah dan Rasul-Nya
Kita dianjurkan untuk bergembira
atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat kepada alam semesta. Allah
SWT berfirman:
ﻗُﻞْ ﺑِﻔَﻀْﻞِ ﺍﻟﻠّﻪِ ﻭَﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻪِ ﻓَﺒِﺬَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﻔْﺮَﺣُﻮﺍْ ﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِّﻤَّﺎ ﻳَﺠْﻤَﻌُﻮﻥَ
"Katakanlah: ‘Dengan kurnia
Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan
rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan."(QS.Yunus:58).
1) Penghisan Telur (Endog-endogan)
2) Pembuatan Jodang
Khusus di kabupaten Banyuwangi,
peringatan maulid nabi Muhammad SAW dikenal dengan Endog-Endogan. Tradisi ini
telah berlangsung selama puluhan tahun yang lalu dan merupakan salah satu
budaya yang mereka miliki. Tradisi Endog-Endogan menunjukkan budaya gotong
royong masyarakat dan sebagai bentuk kecintaan masyarakat islam kepada nabi
Muhammad SAW. Endog (telur) direbus dan diletakkan di tusukan bambu yang
dihiaskan kembang kertas (kembang endog) yang nantinya kembang endog tadi akan
ditancapkan ke jodang (pohon pisang yang telah dihias kertas warna-warni).
Kemudian jodang-jodang yang telah ditancap kembang endog tadi akan diarak
keliling kampung dengan diiringi alat music tradisional.
Filosofi endog-endogan
Kembang telur melambangkan zaman jahiliyah, (yang ditunjukkan dengan bilah bambu kering). Kelahiran Nabi Muhammad (yang disimbolisasikan dengan telur) menjadi titik penting perubahan kehidupan yang menjadi lebih baik (dilambangkan dengan bunga kertas). Lalu, mengapa harus menggunakan telur? Nah, dibawah ini adalah beberapa alasannya :
pertama; Kuningan telur terdapat dibagian paling dalam dan dari
kuningan tersebut dapat menghasilkan hal baru seperti anak dan disitulah
terdapat protein yang tinggi maka dapat di ibaraitkan sebagai IHSAN dalam kehidupan,
sebagai bagian yang paling penting.
Kedua; Putihan sebagai pembungkus kuningan. Putihan disini ibarat
ISLAM, setelah ihsan maka membentuklah sebuah kenyakinan yaitu berupa islam.
Ketiga; Setelah cangkang yang melindungi putihan dan kuningan telur
tersebut. Cangkang ibarat IMAN dalam kehidupan ini, setelah ihsan dan islam
maka keduanya perlu dilindungi agar tidak pudar maka memperlukan iman sebagai
pelindung dalam kehidupan.
Pemilihan pohon pisang untuk di buat
jodang selain lebih mudah untuk menancapkan endog – endogan, ada nilai filosofi
yang terkandung dibaliknya. Menurut KH. Ma’shum Syafi’i, Pelajaran yang bisa
diambil oleh masyarakat Banyuwangi dari jodang pisang ini adalah pohon pisang
akan mati kalau sudah memberikan jasa dengan ikhlas kepada yang lain, maka dari
itu kita sabagai manusia bisa memberikan manfaat bagi diri kita dan orang lain.
Hal ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW: khairun naas ’anfa’uhum linnas
(sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain).
Dengan filosofinya yang sangat baik itu, masihkah endog-endogan tergolong
bid’ah ?